Rabu, 05 Desember 2012

Boekoe Ini Akoe Djoeal

Boekoe Ini Akoe Djoeal

 

"Tasawoef Tjekakan", karangan Kjai Moechtar Boechari, Terbitan Muhammadijah Bg Taman Poestka, Soerakarta 1935, 40 halaman, Harga Rp.75.000
"Sedjarah Indonesia" karangan Sanusi Pane, Terbitan PPKP, Djakarta 1951, 266 halaman, Harga Rp 50.000
"Kon Tiki", Karangan Thor Hayerdahl, Terbitan Van Hoeve, Bandung 1953, 245 halaman, Harga  Rp. 40.000
"Filsafat Rasa Hidup"  Ceramah Ki Ageng Suryomentaram, Terbitan Yayasan Idayu, Jakarta 1976. 28 halaman, Harga Rp 20.000
"Ukuran Keempat"   Ceramah Ki Ageng Suryomentaram,  Yayasan Idayu,  Jakarta 1976, 32 halaman,  Harga Rp 20.000
 

"Ilmu Jiwa Kramadangsa"   Ceramah Ki Ageng Suryomentaram,   Yayasan Idayu,   Jakarta 1976,    34 halaman, Harga Rp 20.000

"Sedjarah Zaman Mutachir" Karangan Almatsier, Terbitan Widjaja, Djakarta 1951, 64 halaman, Harga Rp 15.000


Selasa, 04 Desember 2012

Karl May "Si Tukang Cerita Dari Jerman"

Karl May "Si Tukang Cerita Dari Jerman"



Jenius!!!....Kata itu yang pantas diberikan kepada Karl Friedrich May. Beliau merupakan pengarang yang sangat populer bagi remaja-remaja jadul atau lawas. Sebagai seorang pengarang, Karl May berhasil menghibur dan memberikan inspirasi bagi kaum muda sedunia, termasuk kaum muda di Indonesia tentunya. Sebut saja, mulai dari Albert Einstein, Hermann Hesse sampai tokoh-tokoh pergerakan di Indonesia merupakan penggemarnya. Emil Salim (mantan Menteri KLH) pun mengakui, bahwa karya Karl May yang dibacanya ketika masa sekolahnya dahulu, mampu memberi inspirasi tentang arti "Kedamaian, Keadilan, Keikhlasan, Kebenaran dan Ketuhanan".

Karl May dilahirkan pada tahun 1842 di Hohenstein-Ernstthal,Chemnitzer Land dan meninggal dunia pada tahun 1912 di Radebeul. Meissen.  Masa kanak-kanaknya dilalui dengan mengalami kebutaan karena kekurangan gizi dan bisa melihat kembali setelah dilakukan operasi pada matanya. Begitu pula ketika menjelang dewasa,  harus mendekam dipenjara selama 7 tahun karena dituduh mencuri. Pada masa inilah Karl May banyak melakukan kegiatan membaca, khususnya buku-buku geografis, yang pada akhirnya menjadi modal pengetahuan dan dipadukan dengan kemampuan imajinasi yang tinggi, pada akhirnya bisa menghasilkan cerita-cerita pengembaraan yang sangat disukai pembacanya. Kebanyakan cerita-cerita tersebut berisi tentang pengembaraannya di Amerika dan Balkan. Tidak heran, tokoh-tokoh seperti Winnetou, Old Shatterhand dan Kara-Ben-Nemsi menjadi sangat terkenal.

Buku-buku Karl May di Indonesia, pada awalnya merupakan buku-buku berbahasa Belanda, kemudian diterjemahkan dan diterbitkan oleh Noordhoff Kolff, Noor Komala, Gita Karya. Pradjna Paramita dan terakhir oleh Pustaka Primatama.

                          

Oleh penerbit Pustaka Primatama, sekarang ini banyak diterbitkan buku-buku Karl May berdasarkan buku aslinya, yaitu dari buku-buku berbahasa Jerman. Hasilnya mungkin berbeda dengan terbitan penerbit terdahulu, karena sebelumnya yang menjadi babon adalah dari buku-buku berbahasa Belanda. Semoga saja buku-buku Karl May tidak lekang oleh masa dan tidak jemu oleh waktu, sehingga masih tetap bisa dinikmati oleh penggemar-pengemar selanjutnya nanti. ....Howgh.





Sabtu, 01 Desember 2012

Noordhoff Kollf NV Dalam Kenangan

Pada akhir tahun 1940-an, mungkin orang tua atau kakek-nenek kita sangat kenal dengan buku-buku terbitan Noordhoff Kollf. Buku-buku tersebut, terlebih buku-buku cerita memiliki ciri khas, seperti sampul hard cover dan halaman dalam terbuat dari kertas mengkilap. Kalau diperhatikan memang sangat khas buku-buku terbitan Eropa.
 
 
Kondisi tersebut memang wajar, karena walaupun pada saat itu Noordhoff Kollf dipimpin oleh orang Indonesia, yaitu M Soendoro juga didampingi Orang-orang Belanda sebagai wakil dari Noordhoff dan wakil dari Kollf, jadi selera Belandanya sangat terasa. Apalagi pada masa tersebut banyak diterbitkan buku-buku karya pengarang Eropa yang sudah diterjemahkan, juga buku-buku karangan asli pengarang bangsa Indonesia.
 
Pada akhir tahun 1950-an, dengan bergulirnya kebijakan menasionalisakan perusahaan asing, akhirnya Noordhoff Kollf NV berubah menjadi Penerbit Noor Komala. Tidak lama kemudian berganti menjadi Gita Karya dan berubah lagi menjadi PT Pradnya Paramita, yang banyak menerbitkan kisah pengembaraan Karl May melalui tokoh Old Shaterhand dan Winnetou yang termashur beserta tokoh lainnya. Sangat disayangkan, Pradnya Paramita pun tidak bisa bertahan, karena pada akhirnya, harus dilebur dengan Balai Pustaka, saat Dahlan Iskan menjadi Mentri BUMN. 
 
 
Kini dengan berlalunya waktu, buku-buku tersebut mulai banyak dicari orang, baik sebagai barang koleksi, atau sekedar ingin membaca kembali untuk mengenang masa lalu dan lain sebagainya.